Rabu, 26 Maret 2014

kewirausahaan



Entrepreneur dan Kewirausahaan
Kata entrepreneur diartikan sebagai  seseorang yang selalu membawa perubahan, inovasi, ide-ide baru dan aturan baru. Entrepreneur yaitu seeorang yang  mempunyai dan membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, serta asset yang lainnya pada suatu kombinasi yang mampu melakukan suatu perubahan/ menambahkan nilai yang lebih besar daripada nilai yang sebelumnya.
Kewirausahaan (Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.  Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Ruang Lingkup dan Proses Terbentuknya Kewirausahaan
1)Kewirausahaan dilihat dari berbagai sudut pandang

a. Pandangan Ahli Ekonomi
Menurut ahli ekonomi, wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan factor-
faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan
lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. Wirausaha
juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi dan
perbaikan produksi lainnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau
sekelompok orang yang mengorganisasikan factor-faktor produksi, sumber daya
alam, tenaga, modal dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa.

b. Pandangan Ahli Manajemen
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan
mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja,
keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis dan orgasisasi
usaha baru (Marzuki Usman, 1997:3). Wirausaha adalah seseorang yang memiliki
kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunikasi,
optimism, dorongan, semangat dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.

c. Pandangan Pelaku Bisnis
Menurut Scarborough dan Zimmerer (1993 : 35), wirausaha adalah orang yang
menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian
dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengenali peluang dan mengkombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan
untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Menurut Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993 : 35), pengusaha adalah orang
yang mengorganisasikan, mengelola dan berani menanggung resiko sebuah usaha
atau perusahaan. Sedang wirausaha adalah orang yang menanggung resiko
keuangan, material, dan sumber daya manusia, cara menciptakan konsep usaha
yang baru atau peluang dalam perusahaan yang sudah ada.
Dalam konteks bisnis menurut Sri Edi Swasono (1978 : 38), wirausaha adalah
pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah
pelopor dalam bisnis, innovator, penanggung resiko yang mempunyai visi ke
depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang usaha.

d. Pandangan Psikolog
Wirausaha adalah orang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk
memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan
kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.

e. Pandangan Pemodal
Wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain,
menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi
pemborosan dan membuka lapangan kerja yang disenangi masyarakat.

2) Ciri penting tahap permulaan pertumbuhan kewirausahaan
Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil tersebut
memiliki tiga ciri penting, yaitu :
- Tahap imitasi dan duplikasi
- Tahap duplikasi dan penembangan
- Tahap mencitakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda

3) Langkah menuju keberhasilan berwirausaha
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis
yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko, baik waktu
maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi resiko, langkah berikutnya
adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankannya.
Tujuan Kewirausahaan
1.      Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.
2.      Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
3.      Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.
4.      Menumbuhkembangkan kesadaran dan’orientasi Kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat.
 Peran Pendidikan dalam Pembentukan Kewirausahaan
Meskipun seorang entrepreneur belajar dari lingkungannya dalam memahami dunia entrepreneurship / wirausaha, namun ada pendapat yang menyatakan bahwa seorang entrepreneur/wirausahawan lebih memiliki streetsmart daripada booksmart. Maksudnya adalah seorang entrepreneur lebih mengutamakan untuk belajar dari pengalaman (streetsmart) dibandingkan belajar dari buku dan pendidikan formal (booksmart). Pandangan ini masih perlu dibuktikan kebenarannya. Jika pendapat tersebut benar maka secara tidak langsung usaha-usaha yang dilakukan untuk mendorong lahirnya jiwa ke-entrepreneur-an / kewirausahaan lewat jalur pendidikan formal pada akhirnya sukar berhasil.
Terhadap pandangan di atas, Churcill (1987) memberi sanggahan terhadap pendapat ini. Menurutnya masalah pendidikan sangatlah penting bagi keberhasilan seorang entrepreneur. Bahkan dia mengatakan bahwa kegagalan pertama bagi seorang entrepreneur adalah karena dia lebih mengandalkan pengalaman daripada pendidikan. Namun disini Churcill juga tidak menganggap remeh arti pengalaman bagi seorang entrepreneur, baginya sumber kegagalan kedua adalah jika seorang entrepreneur hanya bermodalkan pendidikan tetapi miskin pengalaman lapangan. Oleh karena itu perpaduan antara pendidikan dan pengalaman adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan seorang entrepreneur/wirausahawan.
Menurut Eels (1984) dan Mas’oed (1984), dibandingkan dengan tenaga lain tenaga terdidik S1 memiliki potensi lebih besar untuk berhasil untuk menjadi seorang entrepreneur karena memilki kemampuan penalaran yang telah berkembang dan wawasan berpikir yang luas. Seorang sarjana juga juga memiliki dua peran pokok, pertama sebagai manajer dan kedua sebagai pencetus gagasan. Peran pertama berupa tindakan untuk menyelesaikan masalah, sehingga pengetahuan manajemen dan keteknikan yang memadai mutlak diperlukan. Peran kedua menekankan pada perlunya kemampuan merangkai alternatif-alternatif. Dalam hal ini bekal yang diperlukan berupa pengetahuan keilmuan yang lengkap.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang entrepreneur / wirausahawan yang memiliki potensi sukses adalah mereka yang mengerti kegunaan pendidikan untuk menunjang kegiatan serta mau belajar untuk meningkatkan pengetahuan. Lingkungan pendidikan dimanfaatkan oleh entrepreneur sebagai sarana mencapai tujuan. Adapun pendidikan disini berarti pemahaman suatu masalah yang dilihat dari sudut keilmuan atau teori sebagai landasan berpikir
Faktor – Faktor Pemicu Kewirausahaan
Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal meliputi hak kepemilikan, kemampuan, dan insentif. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan. Jadi, kemampuan berwirausaha merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasi kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.
MODEL PROSES KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan diwali dengan adanya inovasi, didukung, oleh kejadian pemicu, diimplementasikan, dan akhirnya tumbuh dan berkembang. Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Orang yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai, sifat utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan praktis.
CIRI-CIRI PENTING TAHAP PERMULAAN DAN PETUMBUHAN KEWIRAUSAHAAN
Proses pertumbuhan kewirausahaanpada usaha kecil tersebut memiliki tiga cirri penting, yaitu:
  1. tahapan imitasi dan duplikasi, adalah para wirausah mulai meniru ide dariorang lain.
  2. tahapan duplikasi dan pengembangan, adalah para wirausaha mulai mengembangkan ide-ide barunya.
  3. tahapan menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda, adalah menciptakan suatu yang baru dan berbeda melalui ide-ide sendiri sampai terus dikembangkan.
Dilihat dari prosesnya, Zimmerer (1996:15-16) membagi perkembangan kewirausahaan kedalam dua tahap yaitu:
  1. tahap awal (perintisan)
  2. tahap pertumbuhan
LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN BERWIRAUSAHA
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko, baik waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi resiko, lamgkah berikutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan menjalankannya.




FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN BERWIRAUSAHA
Keberhasilan seorang wirauaha ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:
  1. kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.
  2. tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja kera tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirwusaha yang sukses.
  3. mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.
PENYEBAB KEGAGALAN BERWIRAUSAHA
Selain kerberhasilan, seorang wirausaha juga selalu dibayangi oleh potensi kegagalan. Zimmerer (1996:14-15) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usah barunya yaitu:
  1. tidak kompeten dalam hal manajerial
  2. kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik.
  3. kurang dapat mengendalikan keuangan
  4. gagal dalam perencanaan
  5. lokasi kurang memadai
  6. kurangnya pengwasan peralatan
  7. sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
  8. ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan



Teori :
1.    Teori Life Path Change
Tidak semua entrepreneur lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana dengan baik. Banyak entrepreneur lahir tidak mengikuti proses yang direncanakan. Hal ini karena disebabkan beberapa hal:
a. Negative displacement
Seseorang bisa saja menjadi entrepreneur karena dia berada pada tempat yang tidak kondusif. Misalnya saja karena tertekan, merasa terhina, mengalami kebosanan selama bekerja, dipaksa ataupun terpaksa pindah dari daerah asal. Kondisi inilah yang membuat seseorang terpaksa harus keluar dari kebiasaan rutin yang dia sendiri tidak merasa nyaman dengan kondisi itu. Sementara di sisi lain upaya untuk menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarga harus dipertahankan. Oleh karenanya menjadi entrepreneur dalam situasi seperti ini adalah pilihan terbaik bagi dirinya.
b. Being between things
Ada orang yang merasa berada pada dua dunia yang  berbeda (being between things). Orang-orang yang baru keluar dari ketentaraan, orang yang baru keluar dari penjara, sering kali mereka merasa berada pada dua dunia yang berbeda. Apapun perasaannya, yang pasti mereka tetap harus berjuang menjaga kelangsungan hidupnya. Dan biasanya beranjak darisinilah pilihan harus dibuat. Pilihan menjadi entrepreneur muncul karena menjadi entrepreneur mereka dapat bekerja dengan mengandalkan diri mereka sendiri.
c. Having positif pull
Seseorang dapat menjadi entrepreneur karena mendapat dukungan positif dari mitra kerja, investor, pelanggan, maupun relasi lain. Dukungan positif ini akan memudahkan mereka mengantisipasi peluang usaha. Slain itu dukungan positif juga akan menciptakan rasa aman dari berbagai resiko yang akan dihadapi dikemudian hari.
2.    Teori Goal Direct Behavior
Teori ini menggambarkan bahwa seseorang menjadi entrepreneur untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuannya tidak lain adalah memperbaiki kelangsungan hidup dirinya dan keluarganya. Untuk mencapai tujuan tersebut, seseorang termotivasi dan mengarahkan tingkah lakunya secara persisten untuk mencapai tujuan. Diawali dengan adanya dorongan need, kemudian goal direct behavior, hingga tercapainya tujuan. Dorongan need (kebutuhan) muncul dari berbagai macam mulai dari kebutuhan dasar sampai kepada kebutuhan untuk berprestasi. Bisa juga dorongan need ini muncul dari adanya defisit dan ketidakseimbangan tertentu pada diri individu yang bersangkutan (entrepreneur).
3.    Teori Outcome Expectacy
Outcome expectacy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang konsekuensi yang diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu. Dari pengertian di atas Outcome expectacy dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang mengenai hasil yang akan diperoleh jika ia melaksanakan suatu perilaku tertentu, yaitu perilaku yang menunjukkan keberhasilan.

Jenis Outcome Expectacy
a. Insentif Primer
Merupakan imbalan yang berhubungan dengan kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, dan kontak fisik lainnya.
b. Insentif Sensoris
Beberapa kegiatan manusia ditujukan untuk memperolah umpan balik sensoris yang terdapat di lingkungannya.
c. Insentif Sosial
Manusia melakukan sesuatu untuk mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari lingkungan sosialnya. Penerimaan atau penolakan dari sebuah lingkungan sosial akan lebih berfungsi secara efektif sebagai imbalan atau hukuman dari pada reaksi yang berasal dari satu individu.
d. Insentif yang berupa token ekonomi
Token ekonomi adalah imbalan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi seperti upah, kenaikan pangkat, penambahan tunjangan dan lainnya.
e. Insentif status dan pengaruh
Pada sebagian besar masyarakat, kedudukan individu seringkali dikaitkan dengan status kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki individu dalam lingkungan sosialnya memberikan kesmpatan kepadanya untuk mengontrol perilaku orang lain baik melalui simbol atau secara nyata.
f. Insentif standar internal
Insentif ini berasal dari tingkat kepuasan diri yang diperoleh individu dari pekerjaannya. Insentif bukan berasal dari luar diri, tetapi berasal dari dalam diri seseorang. Reaksi diri yang berupa rasa puas dan senang merupakan salah satu bentuk imbalan internal yang ingin diperoleh seseorang dari pekerjaannya.




Referensi :




nama : Restu anindita
npm : 16612151
kelas : 2sa01