Selasa, 14 April 2015

latar belakang sosial dalam novel ayat-ayat cinta

Dalam novel ini terdapat nilai-nilai moral, dan nilai-nilai religius. Misalnya, Habiburrahman El Shirazy sebagai seorang pengarang ingin mengajak umat Muslim pada kebenaran dengan bahasa yang mudah diterima. Aspirasi tersebut diekspresikan dalam novel Ayat-ayat Cinta melalui tema cinta.  Penulis novel ini menyampaikan pesan keharmonisan hidup sebagai umat manusia yang beradab di muka bumi dengan peristiwa ketika Maria, seorang gadis beragama kristen koptik yang bertetangga baik dengan Fahri dan teman-temannya menempuh studi di Mesir.
“… Maria berbuat begitu atas nama keluarganya atas petunjuk ayahnya yang baik hati itu. Dan karena kepala keluarga di rumah ini adalah aku, maka tiap kali memberi makanan dan minuman atau menyampaikan sesuatu atas nama keluarganya dan aku dianggap representasi kalian semua. Jadi ini bukan hanya interaksi dua person saja, tapi dua keluarga. Bahkan lebih besar dari itu, dua bangsa dan dua penganut keyakinan yang berbeda. …” (Sirazy:2004, 37)
Selain itu Habiburrahman El Shirazy juga mengajak kepada pembaca untuk saling menghormati kepada tamu-tamu asing yang berkunjung kesuatu Negara. Hal ini dapat di lihat ketika tokoh Fahri sedang menasehati penduduk mesir di sebuah metro untuk tetap menghormati tamu asing, sebagaimana ajaran rasulullah walau orang asing itu merupakan orang kafir sekalipun. Hal ini terlihat dalam kutipan sebagai berikut.
“… Ahlu dzimmah adalah semua orang non muslim yang berada di dalam negara kaum muslimin secara baik-baik, tidak illegal dengan membayar jizyah dan mentaati peraturan yang ada di dalam negara itu. Hak mereka sama dengan hak kaum muslimin. Darah dan kehormatan dan kehormatan mereka sama dengan darah dan kehormatan kaum muslimin. Mereka harus dijaga dan dilindungi. Tidak boleh disakiti sedikit pun. Dan kalian pasti tahu, tiga turis Amerika itu masuk ke Mesir secara resmi. Mereka membayar visa. Kalau tidak percaya silakan lihat saja paspornya. Maka mereka hukumnya sama dengan ahlu dzimmah. Darah dan kehormatan mereka harus kita lindungi. Itu yang diaajrkan Rasulullah Saw. …” (Shirazy, 2004: 50)
Dalam memandang kehidupan, dibutuhkan optimisme dan perencanaan yang matang. Seperti yang dituliskan oleh penulis seperti berikut.
“…Peta masa depan itu saya buat terus terang saja. Berangkat dari semangat spiritual ayat suci Al Quran yang saya yakini. Dalam Ar-Ra’ad ayat sebelas Allah berfirman, Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah nasibnya. Jadi nasib saya, masa depan saya, mau jadi apa saya, sayalah yang menentukan. Sukses atau gagalnya saya, sayalah yang menciptakan. Saya sendirilah yang mengarsiteki apa yang akan saya raih dalam hidup ini.” (Sirazy:2004, 144)
Dari pemaparan di atas, terdapat hubungan antara latar belakang sosial pengarang dengan karyanya.Pengarang sebagai alumni Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir memposisikan dirinya sebagai dai. Tapi dengan novel Ayat-ayat Cinta pengarang berhasil menjadi novelis. Selama meramu  novel  Ayat-ayat Cinta dengan menonjolnya certia percintaan dengan segala pernak-perniknya pengarang berhasil menjadi penyair.
 
 
Sumber :
http://sastra-muslim.blogspot.com/2014/03/memahami-novel-ayat-ayat-cinta-karya.html
 

jenis - jenis komunikasi

Jenis - Jenis Komunikasi

1. KOMUNIKASI MENURUT CARA PENYAMPAIAN
Pada dasarnya setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lainnya karena manusia selain mahluk individu juga sekaligus mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Namun tidak semua orang dapat secara trampil berkomunikasi, oleh karena itu perlu dikenali berbagai cara penyampaian informasi.
Kiranya tidak terlalu sulit untuk mengenali cara-cara penyampaian informasi dalam komunikasi, karena pada dasarnya kita telah melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut cara penyampaian informasi dapat dibedakan menjadi :
a. Komunikasi Lisan
·       Komunikasi yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana dua belah pihak dapat bertatap muka, misalnya dialog dua orang, wawancara maupun rapat dan sebagainya.
·       Komunikasi yang terjadi secara tidak langsung karena dibatasi oleh jarak, misalnya komunikasi lewat telepon dan sebagainya.

b. Komunikasi Tertulis
Komunikasi Tertulis adalah komunikasi yang dilaksanakan dalam bentuk surat dan dipergunakan untuk menyampaikan berita yang sifatnya singkat, jelas tetapi dipandang perlu untuk ditulis dengan maksud-maksud tertentu.
Contoh-contoh komunikasi tertulis ini antara lain:
  • Naskah, yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita yang bersifat komplek.
  • Blangko-blangko, yang dipergunakan untuk mengirimkan berita dalam suatu daftar.
  • Gambar dan foto, karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau kalimat.
  • Spanduk, yang biasa dipergunakan untuk menyampaikan informasi kepada banyak orang.
Dalam berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbangkan maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Disamping itu perlu juga resiko dari komunikasi tertulis tersebut, misalnya aman, mudah dimengerti dan menimbulkan pengertian yang berbeda dari yang dimaksud.
 
2. KOMUNIKASI MENURUT KELANGSUNGANNYA
Di dalam proses komunikasi dapat kita ketahui terjadinya interaksi dua belah pihak tersebut sebagai berikut :
l. Komunikasi Langsung
Proses komunikasinya dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh jarak.
2. Komunikasi Tidak Langsung
Proses komunikasinya dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat-alat atau media komunikasi.
 
3. KOMUNIKASI MENURUT PERILAKU
Komunikasi merupakan hasil belajar manusia yang terjadi secara otomatis, sehingga dipengaruhi oleh perilaku maupun posisi seseorang. Menurut perilaku, komunikasi dapat dibedakan menjadi :
l. Komunikasi Formal
Komunikasi yang terjadi diantara anggota organisasi / perusahaan yang tata caranya telah diatur dalam struktur organisasinya, misalnya rapat kerja perusahaan, konferensi, seminar dan sebagainya.
2. Komunikasi Informal
Komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi dan tidak mendapat pengakuan resmi yang mungkin tidak berpengaruh terhadap kepentingan organisasi atau perusahaan, misalnya kabar burung, desas-desus, dan sebagainya.
3. Komunikasi Nonformal
Komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan tersebut, misalnya rapat tentang ulang tahun perusahaan, dan sebagainya.
Maka dapat diketahui bahwa komunikasi formal, informal dan nonformal saling berhubungan, dimana komunikasi nonformal merupakan jembatan antara komunikasi formal dengan komunikasi informal yang dapat memperlancar penyelesaian tugas resmi, serta dapat mengarahkan komunikasi informal kepada komunikasi formal.
 
4. KOMUNIKASI MENURUT MAKSUD KOMUNIKASI
Bila diperhatikan dengan seksama, maka dapat diketahui bahwa komunikasi dapat terlaksana bila terdapat inisiatif dari komunikator maka maksud terlaksananya komunikasi lebih banyak ditentukan oleh komunikator tersebut. Menurut maksud dilakukan komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut:
  • Pidato
  • Ceramah
  • Memberi prasaran
  • Wawancara
  • Memberi perintah atau tugas
Dengan demikian jelas bahwa inisiatif komunikator menjadi faktor penentu, demikian pula kemafipuan komunikator tersebutlah yang memegang peranan keberhasilan proses komunikasinya.
 
5. KOMUNIKASI MENURUT RUANG LINGKUP
Ruang lingkup terjadinya komunikasi merupakan batasan jenis komunikasi ini. Maka dalam komunikasi menurut ruang lingkup dapat dibedakan sebagai berikut:
l. Komunikasi Internal
Komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkungan organisasi atau perusahaan yang terjadi diantara anggota organisasi atau perusahaan tersebut saja.
Komunikasi Internal ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
- Komunikasi Vertikal, yaitu komunikasi yang terjadi dalam bentuk komunikasi dari atasan kepada bawahan, misalnya perintah, teguran, pujian, petunjuk dan sebagainya.
Komunikasi Horisontal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi/ kantor diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan sejajar.
- Komunikasi Diagonal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau kantor diantara orang – orang yang mempunyai kedudukan tidak sama pada posisi tidak sejalur vertikal.
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi yang berlangsung antara organisasi atau perusahaan dengan pihak masyarakat yang ada di luar organisasi atau perusahaan tersebut. Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk :
  • Eksposisi, pameran, promosi, publikasi dan sebagainya
  • Konperensi pers( press release )
  • Siaran televisi, radio, dan sebagainya
  • Bakti sosial, pengabdian pada masyarakat, dan sebagainya
Komunikasi eksternal dimaksudkan untuk mendapat pengertian,kepercayaan, bantuan dan kerjasama dengan masyarakat.
 
6. KOMUNIKASI MENURUT ALIRAN INFORMASI
Informasi merupakan muatan yang menjadi bagian pokok dalam komunikasi, oleh karena itu arah informasi tersebut akan menentukan macam komunikasi yang sedang terjadi. Komunikasi menurut aliran informasi dapat dibedakan sebagai berikut :
  1. Komunikasi satu arah ( simplex )
Komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja (one way communication ). Pada umumnya komunikasi ini terjadi dalam keadaan mendesak atau darurat atau yang terjadi karena sistem yang mengaturnya harus demikian, misalnya untuk menjaga kerahasiaan atau untuk menjaga kewibawaan pimpinan.
  1. Komunikasi dua arah ( duplex )
Komunikasi yang bersifat timbal balik ( two ways communication ). Dalam hal ini komunikasi diberi kesempatan untuk memberikan respons atau feed back kepada komunikatornya. Maka komunikasi ini dapat memberikan kepuasan kedua belah pihak dan dapat menghindarkan terjadinya kesalah pahaman.
  1. Komunikasi ke atas
Komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan.
  1. Komunikasi ke bawah
Komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan.
  1. Komunikasi ke samping
Komunikasi yang terjadi diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar.
Dengan demikian arah informasi tersebut akan dianut sebagai bentuk interaksi komunikasinya.
 
7. KOMUNIKASI MENURUT JARINGAN KERJA
Di dalam sebuah organisasi atau perusahaan komunikasi akan terlaksana menurut sistem yang ditetapkannya dalam jaringan kerja. Komunikasi menurut jaringan kerja ini dapat dibedakan menjadi :
·         Komunikasi jaringan kerja rantai
Komunikasi terjadi menurut saluran hirarchi organisasi dengan jaringan komando sehingga mengikuti pola komunikasi formal.
·         Komunikasi jaringan kerja lingkaran
Komunikasi terjadi melalui saluran komunikasi yang berbentuk seperti lingkaran. Saluran komunikasi lebih singkat dan merupakan kebalikan dari jaringan kerja rantai.
·         Komunikasi jaringan bintang
Komunikasi ini terjadi melalui satu’sentral dan saluran yang dilalui lebih pendek.
 
8. KOMUNIKASI MENURUT PERANAN INDIVIDU
Komunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada pihak-pihak lain baik secara kelompok maupun secara individual. Dalam komunikasi ini peranan individu sangat mempengaruhi keberhasilan proses komunikasinya. Ada beberapa macam antara lain :
·         Komunikasi antar individu dengan individu yang lain.
Komunikasi ini terlaksana baik secara nonformal maupun informal, yang jelas individu yang bertindak sebagai komunikator harus mampu mempengaruhi perilaku individu yang lain.
·         Komunikasi antara individu dengan lingkungan yang lebih luas.
Komunikasi ini terjadi karena individu yang dimaksud memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan yang lebih luas.
·         Komunikasi antara individu dengan dua kelompok atau lebih.
Dalam komunikasi ini individu berperanan sebagai perantara antara dua kelompok atau lebih, sehingga dituntut kemampuan yang prima untuk menjadi penyelaras yang harmonis.
 
9. KOMUNIKASI MENURUT JUMLAH YANG BERKOMUNIKASI
Komunikasi selalu terjadi diantara sesama manusia baik itu perorangan maupun kelompok. Oleh karena itu jumlah yang berkomunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri, disamping sifat clan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Untuk itu dapat dibedakan sebagai berikut :
Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi ini merupakan komunikasi dengan diri-sendiri baik disadari atau tidak, misalnya berpikir.
Komunikasi Perseorangan (Interpersonal/antarpribadi)
Komunikasi yang terjadi secara perseorangan atau individual antara pribadi dengan pribadi tentang permasalahan yang bersifat pribadi juga. Dalam komunikasi ini dapat dilaksanakan secara langsung maupun lewat telepon namun tetap terjadi secara perseorangan.
 
10. DARI SEGI KEMASAN PESAN
komunikasi dapt dilakukan secara verbal (dengan berbicara) atau dengan nonverbal (diwakili bahasa isyarat).Komunikasi verbal : diwakili dalam penyebutan kata-kata,yang pengukapannya dapat dengan lisan atau tertulis.Komunikasi non verbal : terlihat dalam ekspresi atau mimik wajah,gerakan tangan,mata dan bagian tubuh lainnya.
 
 
 
 Sumber :
 https://saipudinikhwan.wordpress.com/2014/01/04/jenis-jenis-komunikasi/

Selasa, 07 April 2015

komunikasi dalam organisasi



Komunikasi Dalam Organisasi

·        Pola Komunikasi Bisnis
            Secara umum, pola komunikasi (patterns of communications) dapat dibedakan menjadi dua saluran (Purwanto, 2006 : 40 - 45), yaitu :
a)      Saluran Komunikasi Formal
            Dalam struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari manajer kepada bawahan, pola transformasi informasinya dapat berbentuk 3 pola yaitu :
1)      Komunikasi dari atas ke bawah
            Komunikasi dari atas ke bawah (top-down) merupakan jalur komunikasi yang berasal dari atas (manajer) ke bawah (karyawan) merupaka penyampaian pesan yang dapat berentuk perintah, instruksi, maupun prosedur untuk dijalankan para bawahan dengan sebaik-baiknya. Menurut Katz dan Kahn, komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan pokok, yaitu :   Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu,
  Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaa harus dilaksanakan,
Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional,
 Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan,
Menyajikan informasi mengenai aspek ideology dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujua yang ingin dicapai.




2)      Komunikasi dari bawah ke atas
            Komunikasi dari bawah ke atas (buttom-up communication) berarti alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas (manajer). Pesan mula-mula berasal dari para karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih tinggi.



3)      Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal (horizontal communication) atau sering disebut dengan komunikasi lateral (lateral communication) adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau department yang memiliki kedudukan sejajar.

4)      Komunikasi Diagonal
            Komunikasi diagonal (diagonal communication) melibatkan komunikasi antara dua tingkat (level) orgnisasi yang berbeda. Contohnya adalah komunikasi formal antara manajer pemasaran dengan bagian pabrik, antara manajer produksi dengan bagian promosi, antara manajer produksi dengan bagian akuntansi dan lain sebagainya

b)      Saluran Komunikasi Informal
            Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu organisasi, tanpa memperdulikan jenjang hierarki, pangkat dan kedudukan atau jabatan, dapat berkomunikasi secara luas. Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan bisaanya bersifat umum, seperti mengobrol tentang humor yang baru didengar, keluarga, anak-anak, dunia olahraga, musik, acara film, dan sinetron TV, dan kadang kala mereka juga membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada dalam organisasinya.
·        Mengelola Komunikasi Bisnis

Data statistik menunjukkan bahwa komunikasi yang bersifat rutin merupakan faktor penting dalam bisnis. Oleh karena itu maka komunikasi yang bersifat rutin harus dikelola dengan baik sehingga dapat memperkecil biaya dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi komunikasi. Beberapa cara yang dapat digunakan dalam mengelola komunikasi rutin antara lain:
a. Mengurangi jumlah pesan semaksimal mungkin.
Hal ini perlu dilakukan karena pada prakteknya banyak proses komunikasi, misalnya rapat atau penggunaan memo, yang hanya memboroskan waktu. Dengan hanya mengirim informasi yang memang dianggap penting, maka perusahaan dapat menghemat waktu dan uang.
b. Memberikan instruksi yang jelas.
Orang yang bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi harus memahami dengan jelas semua keinginan dan sasaran perusahaan. Selain itu, penyampai informasi atau manajer harus menganalisa apakah bawahannya sudah benar-benar memahami informasi yang disampaikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan umpan balik melalui kerja sama yang baik dengan para stafnya.
c. Mendelegasikan tanggung jawab
Oleh karena keterbatasannya sebagai manusia, manajer sebaiknya mempercayakan sebagian tugasnya kepada para bawahan.
d. Melatih penulis dan pembicara
Dengan memberikan pelatihan tentang teknik-teknik menulis dan berbicara didepan umum, perusahaan dapat meningkatkan rasa percaya diri para pegawai dalam menjalankan tugasnya. Sebagai akibatnya, perusahaan pun dapat menjalankan operasinya dengan lebih lancar.
Agar Terjadi Keberhasilan Komunikasi Bisnis Maka Harus Memperhatikan Hal-Hal Berikut :
Menentukan tujuan komunikasi
Menentukan sasaran komunikasi atau audience
Menentukan ide utama pesan yang akan disampaikan
Menentukan channel dan medium yang akan digunakan untuk mengirim pesan.
Menentukan cara pengorganisasian dan nada pesan.



·        Masalah Komunikasi Dalam Organisasi

Organisasi telah mengalami perubahan yang sangat besar dalam dekade terakhir atau dua. Mereka jauh lebih besar dan lebih kompleks sekarang daripada yang pernah dibayangkan pada awal negeri ini. Oleh karena itu, mereka lebih rentan terhadap kemacetan komunikasi daripada banyak pendahulu mereka yang lebih kecil. Sifat, dinamika dan fungsi organisasi merupakan hambatan penting untuk komunikasi yang efektif. Mengingat pertemuan komunikasi organisasi, atau setiap penghalang yang dikenal dapat berkontribusi terhadap kegagalan. Musuh contoh, kondisi berikut merupakan masalah komunikasi umum yang memegang organisasi pada tingkat rendah efektivitas 1). Manajer menggunakan komunikasi sebagai proses korektif daripada sebagai proses pencegahan. Manajer tidak sabar untuk berkomunikasi dengan karyawan sampai setelah serikat sedang mencoba untuk menata tanaman. Sebagai masalah muncul, manajer harus berkomunikasi. Upaya Larut komunikasi sering dilihat oleh karyawan sebagai manipulasi. 2). Manajer mengambil orientasi solusi untuk masalah komunikasi daripada orientasi kausal.  Upaya  masalah komunikasi  sering  untuk  sementara  mengurangi  gejala. Penelitian masalah diperlukan, terkait dengan faktor-faktor penyebab yang spesifik. 3). Kesalahan manajer dalam pengolahan informasi untuk komunikasi. Pengiriman pesan  tidak  menjamin  pemahaman  pesan.  Manajer  perlu  menentukan  efektivitas transmisi informasi mereka. 4).      Manajer tidak memiliki konsep diri yang akurat dari peran mereka dalam proses komunikasi.  yaitu tidak akurat menyadari bagaimana orang lain melihat  mereka. Kecuali manajer dipandang sebagai kredibel, namun, pesan mereka mungkin ditolak. 5). Manajer tidak mengakui komunikasi organisasi sebagai area fungsional tunduk pada  perbaikan  dan  kecanggihan.  Manajer  membutuhkan  sistem  pelaporan  yang memberitahu  mereka  untuk  kebutuhan  perbaikan  dalam  fungsi  komunikasi  pada waktunya untuk menghindari kondisi krisis.

Sehingga Anda mungkin menyadari kondisi disfungsional atas, dan sehingga Anda dapat berada dalam posisi ofensif untuk mencapai tujuan organisasi. Bab ini membahas hambatan-hambatan dalam sebuah organisasi yang berkontribusi terhadap gangguan komunikasi. Ingat, komunikasi tidak  terjadi  kecuali  penerima  memahami  pesan  dengan  cara  yang  pengirim  maksudkan. Juga,pengirim pesanharus menerima umpan balik sehingga dia akan tahu pesan tersebut berhasil
lolos. Jelas, ada banyak hambatan yang mempengaruhi proses komunikasi. Capter ini akan membahas masalah  mereka  yang  tampaknya  paling  merugikan  penyebaran  informasi  dalam  sebuah organisasi. Secara khusus, kita akan membahas tingkat organisasi, kesalahan transmisi informasi, dengan melewati, tutup mata, pertahanan diri, dan ketidakpedulian.

Tingkatan Organisasi
Setiap kali satu orang memiliki posisi yang lebih tinggi dalam hirarki organisasi dari orang lain. Ada masalah potensial dalam kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan satu sama lain. Seringkali prioritas ditetapkan sesuai dengan orang yang meminta layanan daripada yang paling membutuhkan: itu juga menyangkut kurangnya pengetahuan tentang siapa melakukan apa di departemen. masalah khusus lainnya adalah jarak fisik antara anggota organisasi, spesialisasi fungsi-fungsi dan kepemilikan informasi.

Hubungan Status
Salah satu hambatan mendasar untuk komunikasi organisasi adalah hubungan status dalam setiap organisasi. Status datang dalam berbagai bentuk dalam sebuah organisasi (misalnya ukuran kantor, karpet, perabotan kantor, alat tulis, sekretaris pribadi, mobil, tempat parkir, gaji atau fungsi pekerjaan). Apapun bentuknya, status mengganggu komunikasi yang efektif antara orangorang pada tingkat yang berbeda. Status  hubungan “atasan”,“bawahan”. Misalnya menghambat aliran bebas informasi dalam organisasi.

Ketika  pesan  tertentu  harus  bersaing  dengan  pesan  lain  untuk  perhatian,  semakin  besar kemungkinan akan komunikasi untuk memecah. Jika ada keterlibatan status dan ego pada pesan yang sedang dikirim, masalahnya semakin diperkuat. Ego dan status seseorang adalah sangat penting, setiap kali salah satu terancam, gesekan dan ketegangan akan berkembang. Gesekan ini pasti akan menghasilkan distorsi dan kerusakan dalam sistem.

Masalah komunikasi akibat perbedaan status hubungan dapat hasil dari konsep “keseluruhan”; satu orang mengasumsikan tahu itu semua sikap dan tidak berinteraksi dengan orang lain. Manajemen harus dalam situasi semacam ini mencoba untuk menanamkan sikap objektivitas dalam masing-masing anggota, menunjukkan   keuntungan mengendalikan   ego   atau menyimpannya di belakang dan menunjukkan bagaimana kompromi antara ego bersaing kadangkadang yang terbaik untuk masing-masing individu maupun bagi organisasi. Perbedaan status harus ditekankan kembali atau komunikasi yang efektif tidak dapat terjadi.

Meskipun  fakta  hubungan  status  diberikan  dalam  organisasi  apapun,  suasana  persetujuan komunikatif dapat dikembangkan sehingga pesan tidak dalam persaingan konstan ke atas dan ke bawah. Masalah organisasi lain yang harus ditangani terkait dengan kurangnya pengetahuan tentang siapa melakukan apa di departemen.

Kurangnya pemahaman organisasi
Dalam perkembangannya, organisasi dinamis dalam promosi dan transfer personil kadang-kadang sering terjadi, berkontribusi terhadap kesalahpahaman anggota organisasi atau tidak memahami tanggung jawab, kebutuhan, dan permasalahan divisi yang terpisah dalam struktur bisnis.

Jarak fisik antara anggota
Semakin banyak link yang ada dalam rantai komunikasi dan lebih jauh adalah penerima dari pengirim.  Semakin  sulit  akan  untuk  sukses  pesan.  Dengan  demikian  kedekatan  dapat memfasilitasi  dan  menghambat  jarak  informatif  dan  tepat  waktu  komunikasi.  Kesalahan mungkin terletak pada struktur dan prosedur organisasi konvensional, sehingga membutuhkan studi mendalam tentang praktik saat ini. Salah satu cara yang mungkin untuk memperbaiki kesalahan bagi kurangnya keberhasilan pesan akan mengurangi jarak fisik antara anggota organisasi,  yaitu,  mempersingkat  jumlah  link  pesan  yang  harus  dilalui  untuk  mencapai tujuannya. masalah jarak fisik adalah salah satu alasan untuk ”jembatan” komunikasi horizontal.
Ini dapat menimbulkan spesialisasi pekerjaan. yang juga senyawa kebutuhan untuk memahami komunikasi antar berbagai tingkatan.

Spesialisasi tugas
Dengan meningkat penekanan akhir-akhir ini pada spesialisasi pekerjaan, tidak sulit untuk melihat  bagaimana  seseorang  dianggap  sebagai  ahli  di  daerah  tertentu  mungkin  sulit berkomunikasi dengan baik dengan ahli lain di daerah yang sama sekali tidak berhubungan. Sebagai contoh, ketika seseorang melakukan tugas X dan orang lain melakukan tugas Y, mereka mungkin  memiliki  lebih  sedikit  hal  untuk  dikomunikasikan daripada jika mereka berdua melakukan tugas yang sama. Dipisahkan oleh fungsi mereka, mereka harus berkomunikasi melalui saluran. Jadi, penekanan lebih diletakkan pada komunikasi “formal” dan kurang pada komunikasi “informal”, meskipun salah tafsir dan kesalahpahaman yang mungkin terjadi lebih sering sebagai salah satu konsekuensi dari ini ketergantungan meningkat pada saluran “resmi”. untuk  membuka  saluran  komunikasi  antara  kelompok-kelompok   yang  dipisahkan oleh spesialisasi  fungsi  tugas,  manajemen  mungkin  perlu  menciptakan  iklim  kebersamaan dan menunjukkan setiap segmen organisasi tergantung pada divisi lain. Unit-unit yang  berbeda perlu mencari “kebersamaan”  dan  memulai  wacana  mereka atas dasar  itu.  Keterbukaan  dan pengambilan keputusan partisipatif harus membantu.

Sebuah hasil yang sesuai spesialisasi tugas mungkin merupakan sikap “kepemilikan informasi”. Itulah saya “sendiri” informasi saya dan dapat mendistribusikannya kapan dan kepada siapa yang saya pilih. Jika saya ingin menyimpannya untuk diri saya sendiri, saya dapat melakukannya. Jelas, ini jenis sikap tidak kondusif untuk kerja tim efisien.


Kepemilikan Informasi
Di mana pun nilai yang lebih besar ditempatkan pada prestasi dengan posisi atau pengetahuan daripada prestasi dengan kerja sama, akan muncul menjadi kekuatan yang diperoleh “pemilik” informasi penting. (Misalnya untuk memiliki informasi adalah untuk memiliki kekuatan). jika manajemen  menentukan  bahwa  salah  satu  bidang  organisasi  tampaknya  terjebak  dalam kepemilikan pesan, mungkin perlu untuk melakukan pekerjaan pembinaan tentang perlunya upaya tim. Manajemen juga mungkin perlu menanamkan kebanggaan dalam kerja kelompok dan menunjukkan kebutuhan untuk pemenuhan dengan kerjasama dengan anggota organisasi lainnya.
Apakah kepemilikan informasi menjadi penghalang mungkin tergantung pada intensitas aspirasi orang-orang yang terlibat dan pada mode prestasi mereka.Seperti hampir selalu, manajemen harus memberi contoh.

Kesalahan Dalam Mentransmisi Informasi
Penghalang besar lain antara orang-orang yang dipisahkan oleh beberapa organisasi atau tingkat adalah perubahan pesan melewati karena perjalanan sepanjang hirarki. Misalnya :

Dalam banyak situasi kerja ... supervisor baris pertama telah datang langsung dari jajaran wrokers dan tidak hanya memahami orang-orang ini baik, tetapi masih berpikir dan merasa seperti  penerima  upah.  Manajemen  tahap  menengah  dan  tahap  atas  tidak  mungkin mengabaikan bagaimana pikiran dan perasaan para karyawan, tapi mungkin pada saat yang sama memiliki konsep yang sangat keliru tentang mereka. Bagaimana situasi ini diperoleh kecuali saluran komunikasi ditutup dalam jalur organisasi? Bagaimana bisa di waktu manager lini pertama mengetahui banyak hal tentang pekerja dan manajemen teratas mengetahui sedikit tentang bagaimana mereka benar-benar berpikir dan merasakan?

Kesalahan mentransmisi informasi dapat terjadi karena penggunaan ceroboh dari kata-kata, ketergantungan  pada  kata-kata  yang  salah  untuk  menyampaikan  makna  atau  kekurangan pengirim penerima. Sebuah ilustrasi sederhana transmisi yang rusak mengamati apa yang terjadi ketika orginator pesan dan penerima pesan yang dipisahkan oleh beberapa individu yang harus menyampaikan   informasi.   Proses   ini   dikenal   sebagai “komunikasi   serial”   karena   A mengkomunikasikan  pesan  ke  B,  yang  kemudian  mengirimkan  pesan  itu  ke  C,  yang menyampaikannya ke D dan lain-lain, sampai penerima akhir memiliki informasi tersebut.
Terlepas dari arah dimana pesan dapat mengalir, hal ini sangat rentan terhadap penyimpangan dan gangguan. Pesan jarang keluar cara masuk ke saluran karena ide, sikap dan keyakinan mereka mengirim dan menerima pesan. Dengan demikian, manajemen harus mengasumsikan bahwa  pesan  mereka,  ketika  dikirim  melalui  beberapa  link  dalam  rantai  hierarkis,  akan terdistorsi.

Sebuah diagram tentang bagaimana informasi yang dikirimkan melalui beberapa link akan berubah dan bagaimana individu akan mendistorsi maksud asli diilustrasikan dalam pameran 8-1. Nomor 1 merupakan pencetus pesan dan nomor 6 menggambarkan penerima akhir dari pesan tersebut, sayangnya, pada saat pesan perjalanan melalui minda dari 2, 3, 4 dan 5 kurang dari 30 persen dari pesan asli tetap. Daerah yang diarsir mewakili semua kerugian, perubahan dan distorsi yang terjadi dalam transmisi dan estafet.
Untuk menempatkan masalah komunikasi dasar dalam bisnis atau perusahaan industri. Exhibit 8-2 khusus merinci jumlah informasi yang benar dipahami adalah sebagai pesan mewariskan hirarki organisasi. Jika manajemen teratas menunjukkan pemahaman 100 persen, pada saat perjalanan pesan melalui lima tingkat lainnya hanya 20 persen dari pesan asli yang akan dipahami.

Semakin banyak link yang ada dalam rantai komunikasi. Semakin besar kemungkinan kita untuk memiliki pemahaman yang buruk. Pesan akan berubah, rincian akan putus, rincian baru akan datang, beberapa hal yang dibuat lebih penting dan beberapa hal kurang penting, orang menaruh interpretasi mereka sendiri pada pesan tersebut, merekamerusak maksud asli, dan pesan jarang, jika pernah, keluar sebagaimana ia masuk. Distorsi harus diharapkan jika pesan mengikuti
transmisi serial.

Blinderedness (tutup mata)
Blinderedness diciptakan oleh william V haney dan menjelaskan apa yang terjadi ketika seseorang, hanya sebagai penutup mata kuda memakai, dapat melihat hanya lurus ke depan. Manajer yang tampaknya memakai penutup mata dicegah dari melihat lebih dari satu cara untuk melakukan sesuatu. Latihan berikut menggambarkan penghalang ini lebih jelas. melihat pameran 8-3 kemudian dengan menggambar satu baris, membuat angka (romawi angka sembilan) ke nomor enam.

Kebanyakan orang menemukan latihan ini sangat sulit pada awal mereka melihatnya karena mereka membatasi diri dengan apa yang ditampilkan. Dalam masalah ini solusinya terletak “di luar”  angka  yang  ditampilkan.  Dengan  demikian  latihan  pertama  diselesaikan  dengan menggambar huruf S di depan IX. Setelah semuanya, S hanya sebuah garis danakan membuat apa yang awalnyaterbatas karena angka romawi sembilan kenomor enam. Angka  kedua diselesaikan dengan melihat “di luar” kotak persegi (Pameran 8-6). Ingat, tidak ada kata dalam petunjuk tentang yang tinggal “di dalam”  persegi.

Latihan di atas adalah sulit karena kita membuat asumsi yang salah di awal. Jenis yang sama masalah terjadi dalam situasion pekerjaan manajer waktu buta diri dengan asumsi mereka harus tetap dalam batas-batas perilaku manusia mereka selalu tinggal di atau bahwa harus ada faktor pembatas dengan cara hal-hal yang dapat dicapai. Cara untuk menghindari penutup mata adalah mengingat selalu ada alternatif tindakan yang dapat diambil untuk hampir setiap rencana. Penutup mata pada dasarnya adalah kebiasaan yang kaku terhadap pemikiran dan perasaan dan pencegah terhadap pencapaian tujuan melalui proses komunikasi. Setiap manajer mulai merasa hanya ada satu cara untuk melakukan sesuatu, mereka harus mulai mencari cara lain untuk segera. Setelah semua, “masih ada banyak cara untuk mencapai tujuan”


Defensif / pembelaan diri
Penghalang  terakhir  yang  harus  dipertimbangkan  dalam  bab  ini  adalah  pembelaan  diri, ketidakamanan anggota organisasi yang cenderung mendistorsi pertanyaan ke tuduhan dan balasan menjadi pembenaran. Defensif adalah tindakan melindungi pandangan sendiri dan mungkin merupaakan keadaan agak emosional pikiran.

Ada beberapa penyebab defensif. Salah satu penyebab adalah citra diri kita sendiri. Itu trauma untuk memiliki citra diri Anda sendiri ditantang untuk berdiri risiko kehilangan kemampuan untuk memprediksi, kontrol dan tahu diri sendiri. Bahkan rasa takut untuk perubahan adalah dasar defensif. Jika Anda perseptor ancaman, baik persepsi dan perilaku berikutnya akan terpengaruh.

Penyebab lain dari pertahanan diri adalah ketidak mampuan kebanyakan orang untuk mentolerir perbedaan lainnya. Kita tidak hanya tak boleh mentolerir perbedaan dalam hal objektivitas, tapi kita tidak bisa menerima perbedaan mengenai masalah-masalah subjektivitas jika kita tidak sadarmemperlakukan mereka sebagai hal objektivitas.

Meskipun sikap defensif adalah lebih besar pada beberapa orang dari pada orang lain. Ini tidak mempengaruhi perilaku orang yang terlibat dalam pertemuan komunikatif. Dengan demikian, dapat memiliki siklus mengabadikan diri sangat merusak. Misalnya :

Orang yang berperilaku membela diri, meskipun ia juga memberikan perhatian pada tugas bersama mencurahkan porsi yang cukup energi untuk membela diri. Selain berbicara tentang topik tersebut, ia berpikir tentang bagaimana ia muncul di hadapan orang lain, bagaimana ia dapat terihat lebih menyenangkan, bagaimana ia bisa menang, mendominasi, mengesankan atau lolos dari hukuman, dan atau bagaimana ia dapat menghindari atau mengurangi atau serangan diantisipasi yang dirasakan.

Perasaan batin tersebut dan tindakan luar cenderung membuat postur sama defensif pada orang lain dan jika dicentang respon melingkar berikutnya menjadi semakin rusak. Perilaku pertahanan diri,   singkatnya,   menimbulkan   pendengaran   pertahanan   diri,   dan   ini   pada   gilirannya menghasilkan isyarat postural, wajah, dan verbal yang meningkatkan tingkatan pertahanan komunikator yang asli.
Bagaimana bisa seorang manajer mengurangi sikap defensif dalam karyawan? Salah satu cara adalah untuk membujuk mereka untuk mengubah ide-ide dan / atau perilaku mereka. Namun, upaya manajer untuk mengubah karyawan dapat menjadi bumerang. Seringkali ketika karyawan merasa bahwa upaya yang pasti sedang dibuat untuk membuat mereka berubah, mereka bereaksi dengan cara yang bertentangan dengan mempertahankan kebebasan mereka untuk bertindak atau berpikir. Oleh karena itu, manajer perlu memberikan iklim yang mendukung terbuka dalam organisasi mereka. Berempati pemahaman dan menjadi genmine pergi jauh dalam mengurangi
pembelaan diri.

Pikiran mengembara
Pikiran mengembara adalah salah satu keadaan pikiran yang kita semua rentan. Penghalang ini mengalihkan perhatian dalam banyak cara yang sama seperti keasyikan. Kedua proses tidak memungkinkan  informasi  baru  untuk  menembus  pikiran  penerima.  Tapi  dengan  pikiran mengembara, seseorang tidak bisa fokus pada setiap topik selama lebih dari beberapa detik. Bahkan salah satu penulis menunjukkan bahwa  perhatian begitu lemah itu bisa berlangsung hanya lima belas detik sebelum mengembara lagi ke tempat lain. Jika estimaton ini akurat, pembicara harus belajar untuk beradaptasi feed-in perhatian kebimbangan ini.


Referensi :