Senin, 04 Mei 2015

Pengorganisasian dan Revisi Pesan-Pesan Bisnis



Pengorganisasian melalui outline

        Pada dasarnya, untuk mencapai penorganisasian yang baik diperlukan dua proses tahapan, yaitu mendefinisikan dan mengelompokkan ide- ide; dan penetapan urutan ide- ide dengan perencanaan organisasional yang terpilih secara hati- hati.

1.     Mendefinisikan dan mengelompokkan ide- ide

Memutuskan sesuatu yang harus dikatakan adalah masalah mendasar yang harus dipecahkan oleh setiap komunikator. Jika materi yang disajikan lemah maupun memiliki gaya yang tak menarik, maka fakta yang ada dapat menjadi kabur. Selain itu, audience pun lama- kelamaan akan menyimpulkan bahwa apa yang disampaikan tak bernilai. Untuk itu, semua kegiatan komunikasi, baik menelepon, membuat 3 paragraf surat atau menulis laporan 200 halaman harus dimulai dengan mendefinisikan materi. Semakin panjang dan kompleks materi yang akan disampaikan, maka semakin penting pada tahap ini.
Apabila pesan yang disusun panjang dan kompleks, pembuatan outline sangat diperlukan dan menjadi sangat penting.
Hal tersebut karena sebuah outline akan membantu memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain. Disamping itu, outline akan memberikan arahan sehingga komunikator dapat menyampaikan ide- ide dengan sistematik, efisien, dan efektif.

Susunan suatu outline secara garis besar dapat digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu :

a.      Mulailah dengan ide pokok
Ide pokok akan membantu menetapkan tujuan dan strategi umum dari suatu pesan.

b.     Menyusun poin- poin pendukung yang penting
Dengan menyusun poin- poin penting lainnya dapat sebagai pendukung ide pokok.

c.      Ilustrasi dengan bukti- bukti
Tahap selanjutnya dalam menyusun outline adalah memberikan ilustrasi dengan mengemukakan bukti yang berhasil dikumpulkan.

2.     Menentukan urutan dengan rencana organisasional

Untuk menentukan  urutan penyampaian materi, ada dua pendekatan penting yang dapat digunakan, yaitu :

a.      Pendekatan langsung
Pendekatan langsung sering disebut juga dengan istilah pendekatan deduktif, yaitu ide pokok muncul paling awal kemudian di ikuti bukti pendukungnya.

b.     Pendekatan tidak langsung
Sering disebut juga dengan istilah pendekatan induktif, yaitu bukti- bukti muncul terlebih dahulu kemudian di ikuti dengan ide pokoknya.

            Secara umum, pendekatan langsung cocok digunakan manakala para audience mempunyai hasrat, tertarik, senang, atau bersikap netral terhadap pesan yang akan disampaikan. Tapi jika reaksi audience negatif, gunakanlah pendekatan tidak langsung. Jadi, hal tersebut tergantung reaksi para audiencenya.

Setelah menganalisis kemungkinan reaksi para audience dan memilih suatu pendekatan umum, langkah selanjutnya adalah menentukan rencana organisasional  yang paling cocok diantara berbagai model berikut :

a.     Direct Request
Jenis pesan bisnis yang paling umum digunakan adalah penyampaian yang langsung pada poin yang dituju. Direct Request dapat berbentuk surat maupun memo. Misalnya, jika seseorang tertarik terhadap suatu produk baru dan seseorang itu berkeliling mengetahui berbagai hal tentang produk, seperti karakteristik, harga, cara pembayaran, dan sebagainya, maka seseorang itu dapat membuat surat permintaan langsung.

b.     Pesan- pesan rutin, good news, atau goodwill
Jika memberikan informasi rutin adalah bagian dari bisnis tetap, para audience mungkin akan menjadi netral sikapnya terhadap pesan yang diberikan. Sedangkan pesan berisi berita baik atau berisi goodwill seperti penurunan harga dll, maka akan diterima dengan senang hati tentunya. Dengan demikian, dalam menyampaikan berita positif lebih cocok menggunakan pendekatan langsung

c.      Pesan- pesan bad news
Jika pesan yang diumumkan merupakan berita buruk (bad news) seperti penolakan suatu lamaran, penolakan kredit, perampingan karyawan dll, maka pada umumnya audience pasti akan kecewa atau tidak senang mendengarnya. Dengan demikian, dalam menyampaikan berita yang kurang menyenangkan sebaiknya menggunakan pendekatan tidak langsung.

d.     Pesan- pesan persuasif
Bila  audience benar- benar sangat tidak tertarik terhadap pesan- pesan yang disampaikan, maka pesan- pesan persuasi digunakan dengan pendekatan tidak langsung. Contoh pendekatan persuasi yaitu penagihan pinjaman dan penjualan produk.

B.       Pemilihan kata yang tepat

       Pemilihan kata adalah penggunaan kata- kata tertentu untuk mencurahkan ide atau pikiran ke dalam         sebuah kalimat.
       Dalam menyampaikan pesan- pesan bisnis kepada audiens, peran kata menjadi penting. Penggunaan kata yang asing bagi audience bukan saja pemborosan atau membuang- buang waktu, tetapi yang lebih penting dari itu adalah penyampaian maksud dan tujuan komunikasi menjadi terganggu. Oleh karena itu, agar maksud komunikasi dapat tercapai, perlu diperhatikan hal berikut :

1.     Pilihlah kata yang sudah familiar/dikenal
Dalam menyampaikan pesan- pesan bisnis, gunakanlah kata- kata yang sudah dikenal, umum, dan lazim sehingga mudah dipahami oleh audience. Jangan menggunakan kata- kata yang bombastis, tetapi justru membuat audience bingung. Oleh karena itu, perlu melakukan analisis latar belakang pendidikan dan pengalaman audience karena pemahaman yang baik akan memberikan pengaruh yang baik bagi proses penyampaian pesan- pesan bisnis.

2.     Pilihlah kata- kata yang singkat
Penggunaan kata- kata yang singkat dalam menyampaikan pesan bisnis dapat lebih mudah dipahami dan juga efisien. Namun harus diperhatikan kaidah penulisan bahasa yang baik dan benar.

3.     Hindari kata- kata yang bermakna ganda
Penggunaan kata- kata yang bermakna ganda tentunya mengakibatkan terjadinya penafsiran yang bermacam- macam. Akibat selanjutnya ialah kemungkinan tidak tercapainya maksud penyampaian pesan- pesan bisnis. Oleh karena itu, gunakanlah kata- kata yang memiliki makna yang jelas dan tegas.


C.       Membuat kalimat yang efektif

          Dalam menyusun suatu kalimat perlu diperhatikan 3 hal, yaitu kesatuan pikiran, kesatuan susunan, dan kelogisan. Diketahui bahwa dalam setiap kalimat paling tidak terdiri atas subjek dan predikat. Subjek dalam predikat akan menjawab “siapa” atau “apa” yang dilakukan oleh kata kerja dan merupakan topik suatu bahasan atau sesuatu yang sedang dikatakan dan biasanya berupa kata benda.

1.    Tiga jenis kalimat

a)    Kalimat Sederhana
Suatu kalimat sederhana hanya memiliki sebuah subjek dan predikat. Namun tidak menutup kemungkinan suatu kalimat dilengkapi dengan objek baik langsung maupun tidak langsung.

b)    Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk berisi dua atau lebih klausa independen dan tidak mempunyai klausa dependen. Klausa independen merupakan klausa yang dapat berdiri sendiri atau mempunyai pengertian yang utuh, sedangkan klausa dependen adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri sehingga tidak memiliki klausa yang utuh.

c)    Kalimat kompleks
Kalimat kompleks berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih klausa dependen sebagai anak kalimat.

2.    Cara mengembangkan paragraph

Ada dua pendekatan untuk mengembangkan suatu paragraf, pendekatan induktif dan pendekatan deduktif. Pendekatan induktif dimulai dengan berbagai alasan terlebih dahulu baru dibuat kesimpulan, sedangkan deduktif dimulai dari kesimpulan, baru diikuti dengan alasan-alasannya. Cara-cara mengembangkan paragraf:

a).   Ilustrasi
Untuk mengembangkan suatu paragraf dapat digunakan suatu ilustrasi yang dapat memberikan gambaran terhadap ide atau gagasan umum.

b).   Perbandingan (Persamaan & Perbedaan)
Anda dapat mengembangkan paragraf dengan cara membandingkan persamaan maupun perbedaan terhadap suatu pemikiran dengan pemikiran yang lain.

c.    Pembahasan Sebab-Akibat
Agar dapat memberikan arah yang jelas terhadap suatu pokok bahasan tertentu.

d.    Klasifikasi
Untuk mempermudah pemahaman paragraf bagi pengirim pesan dan penerima pesan. Selain itu agar suatu topik bahasan menjadi lebih terarah atau terfokus.

e.    Pembahasan Pemecahan Masalah
Untuk memberikan latihan analitis yang sangat diperlukan bagi seseorang dalam pengambilan keputusan-keputusan penting bagi suatu organisasi. Paragraf hendaknya jangan terlalu singkat namun juga jangan terlalu panjang. Yang penting, suatu paragraf harus merupakan kesatuan ide atau gagasan yang utuh, menggunakan kata-kata transisi, kata ganti, atau kata kunci sebagai penghubung antara kalimat yang satu dengan yang lainnya, dan jelas.


Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar